Monday, 9 January 2017

2017

Hai, ini gue. Lama gak nulis. Bahkan selama setahun terakhir, blog ini gak pernah gue buka. Gak pernah gue kunjungi. Silly author.

Gak terasa yah, udah 2017. Hm...ngomongin soal pengalaman ya jelas banyak. Tapi gue gak curhat malam ini hahaha...
Jujur lah ya, gue sendiri bingung mau nulis apa. Gue datang kemari karna tiba - tiba kepikiran soal blog jelek ini. Dan terbesit untuk menulis biarpun random. Ya ini tulisannya 😅

Ya udah, gue mau ngomong soal resolusi. Beberapa hari lalu, ya menjelang tahun baru, gue sempat buka lagi pesbuk. Yep, i broke my promise again. Di wall gue liat banyak status seliweran soal resolusi untuk 2017. Yang gue tahu resolusi konflik 😁.
Gue suka bingung aja, resolusi untuk tahun depan. Maksudnya apa bro? Emang lo bakal inget sama resolusi itu sepanjang tahun? Dan paling itu kan cuma daur ulang dari yang sebelumnya. Dan dari segi kata juga kayaknya salah sih. Resolusi yang gue tahu berdasar kbbi daring adalah putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tentang suatu hal. Nah beda kan?


Atau re-solusi. Yang artinya membuat ulang. Membuat ulang? Artinya kan solusi yang sebelumnya tidak berjalan baik karna beberapa faktor. Terus lo buat ulang? Mengulangi kesalahan yang sama? Atau lo cuma nulis sesuatu yang kebetulan saat itu ada dalam pikiran lo? Bukan gue skeptis. Cuma, memang begitu kan?
Artinya, gak ada sesuatu yang lo persiapkan. Cuma membuat ulang, apa sulitnya? Semacam copy paste.
Jadi, bagusnya gimana? Ya, cukup kata "SOLUSI". Gak perlu pake imbuhan re-. Nah, kalo solusi kan jelas, ada blueprint nya. Lo menyusun rencana dan strategi biar gak mengulangi kesalahan yang sama. Ada pembelajaran dan pengaplikasian dari pengalaman. Dan tentu butuh komitmen untuk bisa menjaga biar solusi ini terus hidup dalam otak dan jiwa lo. Butuh kerja keras untuk bisa bertahan dengan sebuah ideologi yang lo buat hanya dalam hitungan jam sebelum pergantian tahun. Ya, makanya kan tadi gue singgung, emang lo bakal inget sama resolusi itu sepanjang tahun?😁

Solusi, membuat baru berdasar pengalaman yang dilalui selama satu tahun sebelumnya. 
Well, cuma orang - orang yang memang concern terhadap masa depannya aja sih yang benar - benar mempersiapkan solusi dan untuk bisa survive, atau bahkan menang. Lalu, sisanya ya cuma menulis 'resolusi' sebagai bullshit saja. Sekedar ikut - ikutan, biar rame. Dan ada juga yang ikut mengalir saja.
For all those things, to be honest, i dont care. I dont put my interest on it. 

Tapi bukan berarti gue gak punya solusi untuk tahun ini, cuma gue males juga buat nulis itu disini karena itu ranah pribadi.

Ya sudah, paling cuma segini aja tulisan gue diblog ini. Semoga aja gue bisa nulis lagi disini.

The Hipo

Monday, 29 February 2016

I am so sorry

Hey, lama gak nulis. Setahun lebih gue gak nulis. Seperti gue udah mengingkari janji yang pernah gue buat disini, disalah satu postingan diblog ini. Memang gue akui, gue seperti kehilangan ide dan imajinasi untuk menulis. Seolah mereka udah pergi dari kepala gue dan enggan untuk kembali.

Setahun terakhir, sepanjang 2015 itu banyak banget yang gue alami dan semuanya berharga. Dan gue menganggap bahwa 2015 itu adalah kawah candradimuka. 2015 menempa gue untuk jadi seorang manusia. Manusia yang jauh lebih baik. I have been saw everything at everywhere, and also i've learned something new that i had never learned before, something that i never thought to learned. I feel something that more valueable than a diamond even a gold. I feel so life. And its proving that i am a human. Its so painful, yes of course. I feel pain, deep inside. I'm hurt, bleeding but there is no blood came out from my body. Deep inside, i sank. I've been drowned. Feels like i just can't hold my breath for more than a minute. Feels like i'm losing my focus, my mind. I can't thinking clearly. I can't see, everything is vague for me. I feel so confuse, even i think i don't know who i am. Who am i? I'm always repeats this question in my head. I don't have any idea. Half of me feel sad, disappointed, frustrated, crestfallen. And the other one, like give me a positive energy. Triggering me to get up, stand up and fight for my believe. Yes, i'm in the middle of conflict inside of me. And thanks God, i can through it. I know it's not my first time for having a conflict inside of me, but believe me, it was the hardest one than many conflicts i've been through.

Honestly, i've got an influence. The situation that i've never faced to. What is it? I was in the battlefield. Yemen. I was in Yemen, on March 2015. What i saw it, those things has teached me a lot about life, about everything. That is why i feel like losing my focus, my mind, i feel like drowned, i can't hold my breath for much longer, feel so confuse, everyhing is look vague, feel pain, feel hurt, feel sad, feel disppointed, feel frustrated, can't think. But i know one thing, God is working in me. Everything that ever happened to me, everything that i've been through is still nothing if i compare it to them. I've been there for two months. And when i arrived, i felt that i changed. I dont want to take any bullshit anymore. I will going through because i'm a challenger, i'm a fighter. I'll fight for what i believe, for my dream, for my future. I want to achieve my dream and build my very bright future.
That is why i never write in this blog again, since then, i need to stay focus. I'm trying to made a good preparation to achieving my dream, my goal, my future.

I really am so sorry because i have abbandoned you, my blog, for a year.
Now i will not make any promises, but if i have a time, i'll visit and maybe will write something at you.


February, 29th 2015


The Hipo


Keliatannya kayak gak relevan ya antara paragrap 2 dan 3. Karena jujur saja, memang gue sendiri juga bingung gimana nulisnya, biar pas. Biar sesuai dengan yang gue alami. Sebetulnya gak cuma dari Yaman aja, masih banyak yang lain. Tapi, entahlah, gue pilih menulis tentang pengalaman gue di Yaman dan menganggapnya sebagai sebuah pengalaman yang bisa mewakili semua pengalaman yang sudah gue lalui dan lewati sepanjang 2015 lalu.
Dan, ok, terima kasih banyak sudah bersedia membaca blog yang kurang penting ini.
Sampai jumpa lagi, kapan - kapan :D


The Hipo

Monday, 9 February 2015

Tubuhmu Membiru.....Tragis

Kamu ingin melompat, ingin sekali melompat
Dari ketinggian di ujung sana, menuju entah apa namanya
(*)

Coba bukalah mata, indah di bawah sana
Tutup rapat kedua telinga, dari bisikan entah di mana

Kau… terbang, dari ketinggian mencari yang paling sunyi
Dan kau… melayang, mencari mimpi-mimpi tak kunjung nyata

Kulihat engkau terkulai, tubuhmu… membiru… tragis… tragis…

Perihmu yang menganga, tak hentinya bertanya
Hidup tak selamanya linier, tubuh tak seharusnya tertier
(Kembali ke *)

Kulihat engkau terkulai, tubuhmu… membiru… tragis… tragis… (x3)
Kulihat engkau terkulai (x8), tubuhmu… membiru… tragis… tragis…
Tubuhmu… membiru… tragis… tragis… (x4)

Sedari dulu gue ini suka dengan lagu - lagu Efek Rumah Kaca (ERK). Setiap lagu mempunyai "cakar" nya sendiri dengan lirik - lirik yang luar biasa. Sebenarnya banyak lagu dari ERK ini yang mau gue ulas, tapi kali ini gue akan ulas lagu yang terdengar sakti liriknya, yaitu Tubuhmu Membiru....Tragis. Banyak yang mengulas lagu ini dan mengartikannya sebagai lagu "Bunuh Diri". Gue kurang setuju dengan itu, maka gue ulas lagu ini berdasarkan perspektif gue sendiri dengan bahasa yang lebih halus tanpa menggunakan istilah "Bunuh Diri".

************

Baris pertama "Kau ingin melompat, ingin sekali melompat", gue artikan sebagai; seseorang yang mencoba keluar dari suatu kebiasaan yang dianggapnya terlalu lazim. Dan dia inginkan sesuatu yang baru, sesuatu yang ia inginkan. Yang dipercaya dapat memberinya suatu arti yang baru.

Baris kedua "Dari ketinggian di ujung sana, menuju entah apa namanya", lirik ini tidak harus mengartikan seseorang yang sedang ada ditempat yang sangat tinggi. Gue lebih melihat ini sebagai suatu kiasan, yang artinya seseorang yang sedang dalam titik tertinggi dalam hidupnya, ketika ia mulai bermimpi, ketika optimisme berkembang pesat. Namun dia masih belum tahu pasti arah mana yang akan diambil.

Baris ketiga "Cobalah buka mata, indah di bawah sana". Ini merupakan fase saat orang - orang disekitar mencoba membuka mata seseorang tersebut dengan berkata, "Sudahlah buka mata mu, lihat sekitar. Seperti ini saja sudah cukup, tak perlu mengharap yang lebih".

Baris keempat "Tutup rapat kedua telinga, dari bisikan entah di mana", yang satu ini gue artikan sebagai; Dia harus bersikap tidak peduli terhadap banyak suara yang mencemooh keinginannya. Dia akan terus bermimpi untuk bisa melompat dan mendapatkan arti yang baru.

Baris kelima "Kau...terbang, dari ketinggian mencari yang paling sunyi". Saat seseorang sudah merasa diatas angin, dia akan merasa yakin dengan pilihannya yaitu mencari sesuatu yang tak biasa.

Baris keenam "Dan kau....melayang, mencari mimpi - mimpi tak kunjung nyata". Fase ini gue artikan sebagai seseorang yang memliki banyak mimpi indah, tapi ia terlena hingga lupa untuk mewujudkannya. Maka tak heran mimpi - mimpinya itu tak kunjung nyata.

Baris ketujuh "Kulihat engkau terkulai, tubuhmu membiru.....tragis". Ini adalah fase klimaks dari lagu ini. Lirik ini mengartikan bahwa seseorang yang tidak berhasil dalam menggapai mimpinya. Karena ia hanya bisa bermimpi, terlena dengan mimpi - mimpi indah yang ia punya sehingga lupa untuk diwujudkan. Dan lalu di ibaratkan sebagai sebuah mayat yang tubuhnya sudah membiru dan terlihat tragis.

Baris kedelapan "Perihmu yang menganga, tak hentinya bertanya". Gue mengartikan lirik ini sebagai; perang yang sedang berkecamuk dalam diri seseorang tersebut, antara pikiran dan hati nurani nya. Pikirannya lah yang telah membuatnya jatuh, karena sudah berani bermimpi tapi tidak berani untuk mewujudkan. Sementara sang hati nurani memintanya untuk berhenti. Berhenti untuk bermimpi tanpa tahu mewujudkannya.

Baris kesembilan "Hidup tak selamanya linier, tubuh tak seharusnya tertier". Inilah fase saat seseorang telah melihat realita. Meskipun hidupnya tergolong kedalam sesuatu yang biasa saja, tapi hidup itu tak harus selalu berjalan dalam satu garis lurus. Hidup itu selalu saja bertemu dengan garis yang tidak rata, naik - turun dan bahkan bertemu dengan percabangan garis lain. Lalu tubuh itu tidak harus selalu tertutupi hal - hal yang mewah. Hal - hal yang terlihat biasa pun akan terlihat mewah bahkan tak ternilai dengan uang, jika pandai mensyukuri segala hal yang dimiliki.

************

Yap, inilah perspektif gue mengenai lagu ini. Dan yang namanya perspektif akan terus kontra satu sama lain karena setiap orang bebas menulis menurut perspektif atau versinya sendiri. Kecuali, sang penulis lagu ini menjabarkan makna dari lagu ini secara jelas didepan khalayak ramai. Barulah perspektif tersebut bisa menjadi satu.
Gue The Hipo, Selamat Siang.....


Sunday, 8 February 2015

Kaleidoskop 2014

Selamat malam, lama gak posting. Gue terlalu sibuk dengan dunia nyata. Dan gue ucapkan selamat tahun baru bagi siapa pun yang melihat dan membaca blog gue ini.
Ya gue sadar pasca ganti template, visitor gue berkurang drastis per note nya. Yang menandakan setiap note gue sudah mulai kurang menarik untuk dibaca, beda dengan awal kemunculan blog ini. Gue dengan sangat bersemangat menulis. Sekarang ini gue lebih sering sibuk dengan dunia nyata dan sekali posting pun isinya hanya meng-galau. Tapi tak apa, gue nulis disini pun bukan untuk menghimpun visitor. Gue menulis disini karena memang gue suka menulis. Tak perlu peduli tanggapan orang soal isi dari blog gue karena blog gue ini adalah blog usang tempatku bercerita.

Well ya selama 2014 lalu, gue mendapat banyak pelajaran berharga. Diawali dengan Januari 2014, gue yang diawal tahun lalu masih mencoba untuk bangkit setelah runtuh dan hancurnya moral gue karena dua hal yang bagi itu fatal.

Dibulan Januari 2014, gue coba kembali meraih asa dan menekadkan diri untuk berjuang sekuat tenaga, seorang diri tanpa ditemani atau dibantu oleh orang lain. Karena memang jika ingin bangkit maka lakukanlah dengan usaha sendiri, tanpa perlu ditemani atau bahkan dibantu oleh orang lain. Dengan sebuah harapan yang muncul, gue kembali mencari informasi soal perekrutan calon aparatur sipil negara 2014. Setelah mencari tahu dan mengantongi informasi yang cukup. Gue pun mempersiapkan diri. Dengan bekal dari tahun lalu, gue udah dapat gambaran untuk test nya. Gue download soal - soal latihan, gue pelajari hampir setiap waktu walaupun setiap usaha gue itu kurang maksimal. Beberapa kali gue harus memotivasi diri untuk terus belajar.

Bulan Februari 2014. Sebuah bulan yang memberi gue pelajaran yang sangat berarti. Pasalnya, beberapa hari sebelumnya gue dapat pesan singkat dari sebuah perusahaan perbankan yang mengundang gue untuk interview. Gue mempersiapkan segalanya dengan baik. Gue juga mengeluarkan sepatu pentopel terbaik gue. Gue lap basah dan gue semir. Pokoknya gue buat sepatu itu sebersih dan se-mengkilat mungkin. Pagi, gue siap - siap untuk berangkat interview. Melangkah keluar rumah dengan pede, Gue pun naik mobil minivan rute Cileungsi - Cawang. Disini, kejadian yang gak pernah gue duga terjadi. Hak sepatu gue lepas. Pas turun, gue merasa ada yang aneh sama sepatu yang gue pake. Kaki kanan yang duluan menginjak tanah, dan pas kaki kiri menyusul disaat itu juga kaki kanan gue melangkah. Dan sial, ada yang tertinggal. Itu hak sepatu yang kanan. Karena gue turun pas depan halte UKI, otomatis suasananya pun rame. Semua orang spontan ngeliat hak sepatu gue yang lepas. Terasa masih belum lengkap, ternyata yang lepas bukan cuma yang kanan tapi yang kiri juga ikutan lepas. Itu gue sadari pas lagi duduk, coba kendalikan situasi tapi malah hampir dapat malu untuk kedua kali. Rencana gue yang ada dikepala saat itu adalah nyari minimarket terdekat. Kenapa? karena gue butuh alas kaki yang normal buat balik ke rumah (baca: sandal). Gue sempat tanya ke tukang ojek soal lokasi minimarket terdekat tapi dasar tukang ojek, malah nyaranin ke *nyebut nama tempat dan gue lupa namanya* yang katanya banyak jual sepatu dan tukang sol sepatu. Dan itu lokasinya jauh banget. buset!!
Nego sana sini, gue dianter tukang ojek nyari alfamart, yang ternyata lokasi cuma berjarak 1 kilometer. Ini kali pertama gue naik ojek di Jakarta dan kena peras parah, uang bergambar tuanku imam bonjol dan bergambar sultan mahmud badarudin pun raib. Tak apa, ikhlas.
Masuk alfamart, langsung ambil sandal. Antri dikasir. Bayar dan sambil minta ijin "Mbak, boleh ikut ke toilet?". Mbak kasir yang cantik itu pun (memang cantik banget) jawab singkat, "Oh boleh kok mas, silahkan aja".

Selesai urusan dikasir dan dapat ijin buat pake toiletnya, gue langsung ngacir ke toilet. Buka bungkus plastik yang ngebungkus si sendal, ambil, dan langsung simpan dibawah. Buka sepatu yang emang udah gak enak banget buat dipake, copot kaos kaki dan langsung mendaratkan kaki diatas sandal alfamart yang berwarna hitam. Selesai urusan dengan alas kaki, gue buka jaket, buka kemeja dan menyisakan kaos tipis yang memang selalu gue pake. Lipat kemeja, masukin dalam tas, pake jaket, rapihin segala macam dan setelah beres, gue gak lupa untuk buang air kecil ehehehehe
Keluar toilet, yang sekaligus jadi ruang ganti, gue berjalan santai ke beverage refrigerator dan ambil minuman favorit gue, teh campur susu (ga usah sebut merk lah ya) plus air mineral. Antri lagi dikasir, bayar dan berjalan santai keluar alfamart.
Gue menyusuri lagi jalan yang gue lewati sebelumnya. Dengan gaya yang cuek banget, pake jaket dan celana bahan warna hitam plus tas ransel warna coklat dipadu dengan warna hitam sendal jepit Alfamart, gue melangkah santai.
Sampai diujung jalan, yang memang begitu keluar jalan itu, langsung menghadap jalan utama. Gue sempat lirik kanan - kiri nyari halte busway terdekat. Tapi akhirnya gue tanya sama seorang bapak paruh baya,
"Pak, kalo halte busway terdekat sebelah mana?"
"Kearah mana?"
"PGC pak"
"Oh...sebelah kiri, tuh kesana. Tapi mending kamu nyebrang aja terus naik mikrolet"
"Oh iya pak, gampang lah kalo mau naik apa. Yang penting, saya tau haltenya disebelah mana"
"Iya...iya...naik mikrolet aja. Jangan lupa!"
"Iya gampang lah itu. Yaudah makasih ya pak", sambil senyum dan berlalu
"Gue rasa si bapak tadi juragan mikrolet. Sampe maksa begitu", pikir gue dan sambil senyum sendiri.

Sampe di halte, gue berdiri dengan percaya diri bermodalkan sandal jepit, menunggu busway kearah PGC. Setelah 30 menit, busway pun datang dan untunglah sepi jadi gue bisa duduk. Gak terlalu lama, gue udah turun di halte busway UKI dan nunggu APTB jurusan Cibinong - Grogol. Untuk nunggu bus yang satu ini lumayan lama, antara 45 menit sampe 1 jam atau lebih. Tapi untunglah cuma nunggu 30 menit, APTB pujaan pun datang. Gue langsung naik tapi karena penuh, jadi gue berdiri didekat pintu, biar bisa nyandar. Di sepanjang jalan inilah gue sadar sesuatu, mungkin kejadian tadi merupakan jawaban dari doa gue pas sholat subuh. Ternyata perusahaan yang akan gue datangi untuk interview itu bukan rejeki gue. Satu hal lagi yang gue dapat, dari kejadian itulah gue belajar soal sabar, tabah, ikhlas dan tetap bersikap tenang. Ah...cara Allah bekerja itu memang tidak ada yang pernah tahu. Dia selalu memberi banyak kejutan dalam hidup.

Maret, gue bertemu dengan kak Ana. Seorang ibu muda gaul yang berasal dari Kalimantan Barat dan bekerja sebagai PNS ini seorang yang asik untuk diajak ngobrol. Gue ketemu dia lewat aplikasi Social Media bernama Tango. Kalo chat sama dia ini selalu asik, sering kali sampe sakit perut karena selera humor gue dan dia sama, absurd dan autis. Dan gue juga suka nanya - nanya ke dia soal info perekrutan CASN berikutnya plus trik - trik biar bisa lolos. Tentunya trik - trik yang bersih. Karena dia juga selalu menganjurkan gue untuk terus belajar, belajar dan belajar. Dan dibulan Maret ini juga gue mulai bekerja disebuah perusahaan media cetak sebagai Analis.

Bulan berikutnya, April. Dibulan ini gue dapat temen baru lagi. Namanya Reny. Awalnya dia seorang cewek yang kaku, cuek. Tapi lama kelamaan, karena sering ngobrol, dia jadi seorang yang easy going. Enak untuk diajak bercanda, gak jauh beda sama kak Ana. Gue ketemu cewek yang satu ini juga lewat aplikasi Social Media, Waplog. Gue sama dia ini lebih banyak sharing soal J-Movie (Japanese Movie) dan hal - hal berbau Jepang. Well, gue ini seorang yang suka nonton film. Dan J-Movie ini juga salah satu jenis film yang gue suka, karena ceritanya yang kompleks dan terasa beda dari film - film Hollywood. Walaupun memang gak sedikit J-Movie yang endingnya terasa "gantung". Untuk hal - hal yang berbau Jepang lainnya, itu karena gue suka Jepang. Gue selalu ingin pergi kesana, melihat langsung budayanya, yang telah sukses mengantarkan Jepang menjadi sebuah negara yang terkenal. Bercengkrama dengan warga lokal dan menjalin sebuah pertemanan dengan mereka. Makan makanan tradisional mereka yang terkenal dengan serba mentah, minum sake dan masih banyak lagi. Yah, itulah kenapa Jepang masuk kedalam destinasi negara yang ingin gue kunjungi selain Spanyol, khususnya Barcelona.

Mei, adalah bulan yang menjadi saksi pernikahan salah satu sepupu gue. Disini, gue sempat kenalan sama seorang cewek penari Jaipong. Yap, hiburan siang diacara resepsi sepupu gue itu adalah tarian Jaipong karena gue dan keluarga besar itu asli Sunda. Si penari Jaipong ini cantik banget bro. Gue sempat liat dia waktu belum make up, yah itu pas gue lagi jadi photographer dadakan buat dokumentasi keluarga besar. Balik kerumah keluarga besar, gue dibully habis sama para sepupu.
"Deuh yang tadi kenalan sama penari Jaipong"
"Biar bisa digeol terus ya dek?"
"Tadi siapa namanya dek? Langsung diajak nikah aja"
"Malam pertama pasti hot tuh dek. Digoyang terus bang!"
Dan masih banyak lagi.

Tanggapan gue cuma nyengir garing aja. Karena kalo gue jawab, malah bisa panjang, bisa makin habis gue. Dan diantara cucu keluarga besar Wijaya kelahiran periode 80 - 90'an, gue ini yang bontot. Emang sih masih ada sepupu yang lebih kecil dari gue, tapi usia mereka masih belum 20 tahun, malah ada yang masih dibawah 8 tahun. Dan gue udah 24 tahun, usia yang bontot diantara semua sepupu yang lahir diatas gue. Dibulan ini juga gue mulai gym lagi.

Juni, ibaratnya seorang nelayan yang selalu tebar jala ketika sedang melaut, maka gue pun melakukan hal yang sama pas tahu ada lowongan pekerjaan yang lebih menjanjikan. Saat itu gue lamar salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dibidang perbankan. Gue cari info soal trik - trik biar bisa lolos setiap tahapan seleksinya dan lokasi test. Semua itu gue dapat di forum yang sangat terkenal di Indonesia, KasKus. Dari sini juga gue ketemu seorang cewek yang sekarang jadi teman gue. Beberapa saat habis gue posting, ada postingan dari dia. Di postingan itu intinya dia nyari temen buat bareng. Karena gue juga berpikir sama, langsung gue kirim PM ke orang itu. Awal mula gue sangka dia itu cowok tapi ternyata dia bilang sendiri kalo dia itu cewek. Namanya Serda. Dan gue lebih sering manggi dia Mblo. Well, sejak saat itu gue dan dia jadi akrab. Tapi sayang, pas seleksi dia gagal lebih dulu ditahap kedua dan gue gagal ditahap berikutnya. Sebetulnya gue juga kenalan sama cewek lain lagi lewat KasKus ini. Namanya Shabrina, dia ini juga pelamar di BUMN yang sama dengan gue tapi dia di batch sebelumnya. Jadi ya lumayanlah gue bisa dapat sedikit bocoran dari dia untuk tipe - tipe soal disetiap tahapannya.

Bulan ketujuh, Juli. Dibulan ini gue cuma melakukan aktifitas biasanya dan gue juga nge-gym, walaupun untuk bulan ini gue menyerah karena gym dibulan puasa itu entah kenapa terasa sangat berat. Beda dengan 2012 lalu, gue juga nge-gym dibulan puasa tapi kuat. Full satu bulan puasa 2012 gue lalui dengan gym.

Bulan lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia, Agustus. Dibulan Agustus ini gue selalu stand by depan laptop, mengikuti perkembangan proses rekrutmen CASN 2014. Ya, rekrutmen CASN 2014 resmi dibuka dibulan ini. Demi update info, gue buat lagi akun di twitter. Karena semua infonya dishare di twitter. Banyak instansi yang membuka kuota lebih dari 100 orang, bahkan ada yang sampe 9000 orang. Tapi itu sama sekali gak menarik perhatian gue. Yang menarik perhatian gue cuma satu, posisi Diplomat Kemlu. Gue menanti dengan sabar sambil terus berdoa Kemlu dibuka lebih awal, bahkan gue sempet nelpon ke pusat informasi Kemlu soal rekrutmen ini. Niat bro.

September. Setelah menanti, Kemlu pun membuka lowongannya. Karena ada peraturan baru diproses rekrutmen kali ini, jadi gue harus pergi ke situs panselnas dulu buat register untuk dapat username dan password tapi harus tunggu 1x24 jam. 1x24 jam kemudian, setelah gue dapat username dan password. Langsung gue sambangi situs rekrutmen Kemlu. Gue pikir gue bakal jadi yang pertama tapi ternyata salah. Sudah ada 3 orang yang berhasil mencatatkan nama disitus rekrutmen Kemlu. Dan gue berpikir, mungkin gue jadi orang ke-4. Karena gue terlalu lama pas submit data, jadi lah gue orang ke-9 yang daftar. Di proses rekrutmen kali ini, gue merasa percaya diri banget dan yakin berhasil jadi Diplomat. Dan hasil belajar gue selama berbulan - bulan sebelumnya akan di uji. Total tahapan yang harus gue tempuh adalah 4 tahapan.

Oktober. Tahap pertama, lokasi test di Pusdiklat Kemlu, Caraka Loka. Alhamdulilah gue memenuhi syarat dan lolos ketahap berikutnya. Rasa percaya diri dan optimisme gue meningkat.

Tahap kedua, lokasi JIExpo Kemayoran. Gue sempat survey dulu tempat ini. Memperkirakan jarak dan waktu tempuh. Disaat genting seperti, jarak dan waktu merupakan penentu. Mengerjakan soal yang banyak dengan waktu kira - kira 3 jam, kalo ga salah ingat. Dan belum lagi harus bergelut dengan rasa pegal di punggung, leher dan kaki. Posisi duduk yang nyaman dan kursinya juga gak menunjang untuk mendapatkan kenyamanan dalam duduk. Tapi syukur alhamdulilah gue lolos dan masuk tahap tiga. Waktu untuk memflashback bacaan - bacaan yang udah gue pelajari cuma 2 minggu. Dan demi hasil yang maksimal, gue beli buku penunjang.

November. Tahap tiga ini adalah tes kemampuan bahasa asing. Dan gue pilih bahasa Inggris. Bukan gue gak bisa, tapi demi hasil maksimal, gue jadi lupa diri. Gue terlalu keras sama diri gue sendiri, yang pada akhirnya gue jatuh sakit. Pada saat hari pelaksanaan tes pun, kondisi gue masih belum fit 100%. Otak gue gak bisa kerja cepat, maunya lambat. Tapi walaupun lambat, otak gue tetap gak bisa fokus. Dan hal yang paling mengganggu adalah ketika gue harus nahan batuk, sumpah, gak tahan. Lokasi tahap ke-3 ini di LIA Pramuka. Pengumuman hasil tahap tiga ini, 1 minggu kemudian. Dan gue harus terima kenyataan kalo nomor ujian gue gak tercantum dalam daftar yang berhasil lolos seleksi tahap tiga. Sesak memang, karena berbulan - bulan gue mempersiapkan diri tapi gue juga harus berhati besar, ikhlas menerima. Dan gue berhasil sampe tahap tiga itu udah tergolong tangguh, ya walaupun gak bisa menyelesaikan seluruh tahapan dengan baik dan berhasil jadi Diplomat. Tapi gue masih merasa yakin, kalo gue pasti bisa dan pasti berhasil jadi Diplomat, yang merupakan cita -cita gue. Tahun ini, insya Allah gue akan maju kembali diajang rekrutmen CASN 2015. Memang tersiar kabar moratorium sudah berlaku dan penerimaan tahun ini hanya untuk tenaga pendidik dan tenaga medis. Tapi setelah gue cari informasi kesitus Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, ternyata yang kena moratorium itu jabatan fungsional umum tapi ini masih bisa berubah. Dan untuk jabatan fungsional khusus, tetap membuka rekrutmen CASN 2015. Yang termasuk jabatan fungsional khusus itu banyak, salah satunya Diplomat. Lalu kenapa tenaga pendidik dan tenaga medis yang selalu diberitakan? Itu karena disetiap tahunnya untuk dua jabatan ini daya serapnya kurang, selalu saja tidak sesuai antara jumlah formasi yang ditentukan dengan kebutuhan dan anggaran. Jadi intinya gue masih ada harapan untuk CASN tahun ini. Amin, semoga.

Desember, gue berlibur mengunjungi 4 negara ASEAN dalam waktu 2 - 3 minggu. Gue melakukan trip ini sendiri dan udah gue rencanakan dari beberapa bulan sebelumnya. Memang gak ada bukti dokumentasi untuk yang satu ini, Karena gue gak ngambil gambar satu pun, malas. Dan untuk saat ini, dimanapun gue, seindah apapun pemandangan yang gue lihat. biar dan cukup gue aja dulu yang menikmati. Egois ya? Memang. Manusia itu egois dan sebelum dia berbagi dengan orang lain, dia akan menikmatinya terlebih dahulu. Silahkan salahkan filosofi gue, tapi pada kenyataannya memang seperti itu.


Oke, itu lah perjalanan gue sepanjang 2014 lalu. Ditahun ini, gue hanya memiliki 3 agenda besar. Yang salah satunya adalah berjuang kembali dalam CASN 2015 dan mewujudkan cita - cita gue, yaitu menjadi Diplomat.
2015 baru menginjak bulan kedua, masih ada 10 bulan lagi. Itu artinya masih ada banyak petualangan dan kisah yang akan terjadi.

Right then, enjoy the life and live it.

Selamat malam dan selamat tidur

Sunday, 7 September 2014

Do Not Ever Waste It

Malam....
Beberapa hari yang lalu, pagi hari. Gue yang lagi bantu Ibu gue nyiapin tempat buat les, iya Ibu gue guru dan sering ngadain les dirumah buat murid - muridnya. Ibu gue kaget pas liat seorang muridnya yang udah datang. "Haduh, masih pagi. Kok udah datang? Tempat les nya juga masih disiapin", ucap Ibu gue. Gue yang dengar itu juga jadi penasaran, "emang siapa sih yang udah datang? perasaan baru jam 7 pagi", pikir gue. Dan memang jam masih nunjuk angka 7 pagi itu, sementara les nya dimulai jam 8. Ibu gue adalah seorang guru dan wali kelas 3 sebuah SD Negeri.

         "Rajin banget mom",
         "Iya dia itu cuma tinggal sama neneknya. Dan neneknya itu jualan makanan dekat taman dan kolam renang perumahan. Jadi dari pada gak terawasi, makanya mungkin disuruh berangkat pagi sama neneknya",
          "Emang orang tuanya kemana? Ibunya?",
          "Dia gak punya orang tua. Dia di biarin aja sama orang tuanya dan cuma diurus sama neneknya",
          "Kenapa gitu?", gue heran dan agak geram juga dengarnya
          "Gak tau, tapi cerita neneknya itu dulu padahal waktu orang tuanya masih pacaran, dibilang jangan pacaran tapi gak mau dengar. Malah benar - benar kaya suami-istri, gak dipisah. Tapi begitu anak ini lahir, ya dibiarin aja. Gak ada alasan yang jelas. Ibunya kerja di Jakarta. Bapaknya kerja di daerah Bogor kota",
          "Pernah katanya waktu Bapaknya datang buat kasih uang dan jenguk. Dia malah usir Bapaknya",
          "Ngapain kesini? Kalau mau ngasih uang, udah simpan aja tuh dimeja. Habis itu pulang sana", Ibu gue memperagakan kalimat yang diucap sama anak itu.
          "Nah itu Mama kata siapa?",
          "Neneknya cerita disekolah, pas ajaran baru dimulai. Mama kan wali kelasnya",
          "Waktu Ibunya anak itu datang kerumah buat jenguk dan bawa makanan, juga malah diusir",
          "Emang gimana lagi bilangnya anak itu?", gue yang makin penasaran dan tambah geram
          "Ngapain kesini?", Ibu meragakan si anak
          "Ini kan Mama kamu nak. Datang buat jenguk dan bawain makanan", Ibu gue meragakan ibu dari si anak
          "Mama apaan? Mama itu selain melahirkan juga yang rawat, yang selalu ada buat anaknya, yang selalu perhatian sama anaknya. Ini apaan, kamu cuma mengandung dan melahirkan aku aja. Habis itu ditinggal. Yang selalu ada cuma nenek, yang rawat aku dan perhatian juga cuma nenek aja. Kadang aku merasa malu sama teman - teman. Aku juga serasa gak pantas buat lahir kedunia.", Ibu gue meragakan lagi si anak
         "Kamu itu kata siapa nak?", Ibu yang lagi meragakan jadi Ibu si anak
         "Kata teman - teman aku. Aku malu. Gak pantas buat lahir", Ibu meragakan si anak
         "Bagus! Biar tahu orang tuanya soal perasaan dan hati si anak. Suruh siapa malah menyia-nyiakan anaknya. Sekarang anaknya udah sakit hati kaya gitu, bisa apa orang tuanya sekarang?", gue yang makin geram setelah dengar cerita dari Ibu gue.
Setelah gue ngomong gitu, Ibu gue cuma senyum aja. Dan habis itu persiapan buat les. Sementara gue juga pergi ke kamar.


Mungkin sebagian besar yang baca note ini akan berpikir bahwa gak seharusnya si anak berkata dan berbuat seperti itu. Dan akan langsung mengecapnya sebagai anak durhaka, ditambah munculnya pepatah "Seburuk - buruknya orang tua, mereka tetaplah orang tua kita".
Ya memang secara aturan agama, si anak itu pasti durhaka. Tapi Allah lebih tahu, karena memang Allah Maha Mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk.
Kenapa gue geram? Itu karena gue bisa merasakan rasa sakit hati dari murid Ibu gue. Entah kenapa gue merasa hati gue juga sakit. Mungkin kalian yang baca juga akan merasakan yang sama seperti gue saat kalian membayangkan, itu hanya membayangkan. Gimana kalau mengalami? Tantu kalian jadi mengerti seperti apa rasanya.

Bagi kalian yang baca note ini, entah yang masih single, pacaran, bertunangan atau bahkan yang sudah menikah. Entah yang lagi mengidamkan seorang anak, yang menanti kelahiran anak atau yang sudah memiliki anak. Gue cuma minta kalian berkomitmen, bukan janji karena janji bisa dilanggar tapi komitmen gak pernah bisa dilanggar karena komitmen langsung melekat dalam diri bukan hati.
Gue minta kalian berkomitmen, terimalah anak kalian. Apapun keadaannya. Apapun situasi dan kondisinya. Perlakukan anak kalian dengan adil, penuh kasih sayang dan perhatian.
Ingat!, anaklah yang akan merawat kalian disaat tua nanti. Anaklah yang akan menjaga, merawat, melindungi dan memberikan kasih sayang kepada orang tua. Seorang anak pasti akan langsung mengerti kewajibannya saat si anak menginjak usia dewasa. Seorang anak akan memperlakukan sebaik-baiknya orang tua memperlakukan anaknya ketika masih kecil. Jangan sampai si anak mengalami trauma psikis saat mereka masih kecil. Saat usia mereka masih rentan, yang masih membutuhkan perhatian orang tua. Jadi tolong jangan pernah menyia-nyiakan mereka.

Gue mungkin masih belum tahu dan mengerti seperti apa pengalaman punya anak, karena gue sendiri belum menikah. Dan gue bukan bermaksud untuk menggurui setiap orang yang membaca note ini. Gue hanya minta kalian untuk berkomitmen dan gue nulis note ini sebagai seorang anak. Tidak lebih.


Terima kasih


  The Hipo

Sunday, 17 August 2014

Ketika.......

Ketika seseorang jatuh, ia pasti membutuhkan seorang lainnya untuk bisa menghibur dan menaikkan kembali moralnya. But when i fall into the deepest of sorrow, i don't have anyone stand by me. Even just one, i don't have it. Don't really have it.
Gue bangkit dengan susah payah, berjuang sendiri tanpa bantuan dari satu manusia pun. Gue berjuang mengumpulkan kembali asa dan harapan gue yang sempat sirna. Gue kehilangan seseorang yang gue cinta sekaligus harapan gue, karna memang harapan gue adalah dia. Gue berjalan sendiri, merajut kembali mimpi gue sendiri. Semua terasa berat karena selama hampir 6 tahun gue berjalan dengan seseorang yang menemani. Seseorang yang juga ikut merajut mimpi bersama gue untuk dicapai di masa depan.

Ketika bulan kedua setelah dia pergi, gue masih belum bisa lepas dari bayang seorang perempuan yang pernah nemani gue. Sekeras apapun gue untuk menepis, pada akhirnya gue selalu merasakan perasaan yang sama. Gue masih cinta dia, gue sayang dia. Dia perempuan, segalanya buat gue. Walau gue ikhlas semua berakhir tapi perasaan gue masih belum berakhir. Sampai gue nemu dua ekor anak kucing. Gue perlakukan mereka dengan baik, mengurus mereka dengan perhatian itu karena buat gue hanya mereka yang gue punya. Mereka yang selalu mengisi hari - hari gue dengan tingkah lucu mereka. Buat gue mereka lah sahabat gue. Jujur gue sering ngomong dengan mereka berdua, bercerita banyak hal yang pada akhirnya gue minta mereka untuk tetap tinggal, jangan pergi, temani gue. Ya, mungkin gue sedikit gila tapi gue memang melakukan itu. Gue butuh teman, tapi bukan dari spesies manusia dan gue rasa dari jenis hewanlah yang bisa mengerti, seperti kasus yang sekarang ini. Bahkan jika memungkinkan, gue ingin memelihara lagi hamster seperti waktu kuliah dulu. Setiap harinya, mereka selalu berlaku manja, selalu ngajak bercanda, mereka sering tidur dipangkuan gue disaat gue duduk santai dilantai sambil mengerjakan sesuatu dilaptop. Namun sayang, mereka berdua hanya bisa nemani gue sampai usia 5 bulan. Mereka hilang entah kemana.

Ketika setelah gue bisa bangkit, gue bisa kembali memandang masa depan gue dengan penglihatan yang jelas. Dia datang dengan tersenyum. Dan bilang ingin semua kembali seperti dulu. Setelah 5 bulan kemudian, tepatnya tanggal 25 Mei. Gue ingat betul. Gue hanya bisa menjawab dengan beberapa kalimat. Jujur gue merasa senang dengan apa yang dia bilang, tapi gue gak bisa semudah itu menerima dia kembali. Terlebih beberapa hari setelah putus, selalu gue yang mengajak komunikasi dan dia seolah ingin menghilang dan menjauh dari gue. Dia memperlakukan gue seperti orang asing. Padahal dia pernah bilang kalau dia ingin tetap membangun komunikasi yang baik dengan gue pasca putus tapi yang terjadi malah sebaliknya.
Gue harus pastikan apa yang dia rasa itu hanyalah sekedar nafsu belaka atau memang murni dari hati nya. Dan gue juga ingin melihat sejauh apa perasaan dia yang seperti itu bisa bertahan. Jatuh cinta dan perasaan cinta itu juga merupakan bagian dari nikmat yang Allah beri untuk manusia. Dan apa yang gue lakukan itu bukan ingin menyia-nyiakan dan mendustakan nikmat - Nya tapi gue hanya ingin tahu seberapa kuat kah perasaan itu dihatinya, seberapa teguhkah hatinya ketika kembali menghadapi masalah dan seberapa yakin hatinya terhadap hubungan yang ingin dia jalin kembali. Dan yang penting seberapa dewasa kah kita berdua dalam menyikapi masalah. Karena gue jujur gak mau hubungan yang baru bersama dia itu harus berjalan sama seperti sebelumnya. Harus ada yang berbeda dan terasa perbedaannya demi kebaikan bersama.
Gue pun juga punya janji ke diri sendiri bahwa kali ini gue hanya akan berjuang untuk diri sendiri dan menjadi sukses untuk diri sendiri bukan untuk siapapun dan bukan untuk satu orang pun. Hanya gue sendiri.

Gak terlalu lama pasca dia ngajak untuk balik, muncul suatu masalah akibat misunderstanding. Kita berdua sempat terlibat debat. Dan gue sempat bilang "kalau seandainya kemarin aku nerima kamu balik, mungkin ini akan jadi masalah pertama dalam hubungan kita yang baru. Dan masih, masalah ini muncul karena kesalahpahaman". Setelah itu, semua jadi normal.
Bulan puasa, entah minggu kedua atau minggu ketiga. Intinya saat itu hari Jum'at. Awalnya gue hanya berniat mem-follow sebuah blog yang gue rasa perlu dan penting untuk di follow. Tapi ternyata blog itu terhubung ke account Google+ sang blogger. Dengan kata lain, gue harus masuk kembali ke Google+. Dunia sosial media yang lama gue tutup. Secara gak sengaja, gue nemu 2 account Google+ atas nama dia. Gue klik keduanya. Gue lihat keduanya, dan dari situ gue membuat hipotesa.

  1. Mungkin dia sempat dua kali ganti email, karena email dia yang dulu itu mengandung nama gue. Setelah dia buat email baru dan buat account Google+ baru. Dan mungkin dia merasa kurang pas dengan nama email yang dia pakai. Dan dia buat baru lagi. Ini terlihat dari account Google+ nya yang tanpa ada update apapun.
  2. Email kedua, email inilah yang dipake sampai sekarang. Dan dari account Google+ nya, ada update soal sebuah status yang bilang "Kapok deh pake nama belakang dia lagi. Gak mau pake lagi, bisa ribet" dan ada dua buah link tercantum. Link Facebook dan Twitter.
Dari account Google+ itulah gue buka link Facebook dan Twitternya. Kedua account itu semuanya baru. Tapi bukan hal itu yang jadi masalah. Gue gak mempermasalahkan itu sama sekali, itu hak dia. Gue lihat Facebooknya, sepi update. Dan begitu gue lihat Twitternya, ramai. Dia banyak berkicau tentang gue. Gue sadar betul dengan apa yang telah gue lakukan terhadap dia dulu. Membaca semua tweet nya, gue cuma bisa terdiam. Dan gue mendadak merasa bersalah karena menurut gue, dengan membuka semua account sosial media miliknya itu artinya gue melanggar hak privasi yang dia miliki. Gue mengirim chat ke dia lewat Blackberry Messenger, gue bilang gue minta maaf karena sudah melanggar hak privasi dia. Dan gue juga bilang "Aku gak pernah minta atau bahkan maksa kamu untuk pake nama belakang ku sebagai nama mu. Kamu sendiri yang pake itu dan setiap kamu buat account sosial media, kamu selalu pake nama belakangku dibelakang nama depanmu. Dan aku juga gak pernah menuntut apapun soal itu. Jadi gak perlu merasa ribet".

Tanggal 8 Agustus kemarin, juga jadi sebuah hari yang berat. Jum'at dini hari pas gue mau sahur untuk puasa sunnah bulan Syawal, gue lihat Blackberry Messenger karna memang ada chat masuk dan gue lihat apa yang terjadi di recent update. Di recent update itulah gue baca update terbaru dari dia. Sebuah update status yang tiba - tiba membuat gue mengirim chat dengan rasa kesal. Gue kirim banyak chat yang menggugat status yang dia buat. Sampai akhirnya gue akui, chat yang gue kirim itu terlalu kasar dan menyinggung dia. Setengah jam kemudian dia membalas semua chat yang gue kirim. Dia pun membalas dengan emosi dan dia minta gue untuk berhenti kirim chat tapi gue masih mengirim dia beberapa chat. Hasilnya dia gak membalas, malah chat gue gak buka sedikitpun.
Jum'at kemarin tanggal 15, tepat 1 minggu pasca insiden hari Jum'at 8 Agustus dan setelah itu juga dia diam. Terkadang dia ngirim chat ke gue dengan gaya nya yang khas. Jujur gue merasa kehilangan dan gue bukannya gak gentle. Di tanggal 8 Agustus saat itu juga gue meminta maaf tapi gak dapat respon sedikitpun. Dua atau tiga hari pasca tanggal 8 Agustus itu, gue lihat dia ganti display picture di Blackberry Messenger dan pada saat itu kontak pertama kali. Gue kirim chat ke dia dan meminta ijin untuk save display picture nya. Dan setelahnya kembali diam. Baru tadi sore gue chat dia lagi, itu karena gue lihat di recent update dia ganti display picture dan meng-update status. Sore tadi itu kontak kedua gue.

Well, gue hanya bisa mengikhlaskan semua nya ke sang maha pencipta. Dan gue selalu ingin berbaik sangka agar gue memiliki hati, jiwa dan pikiran yang jernih dan damai. Tapi entah, rasa cinta gue buat dia masih belum musnah. Mungkin gue hanya bisa mengagumi dia dari jauh, baik arti kiasan atau arti sesungguhnya. Terlebih ketika misal dia sudah jadi pacar orang lain atau milik orang lain secara resmi dan sah, gue masih akan tetap mengagumi dia dari jauh. Terdengar gila memang, tapi gue rasa wajar untuk seorang yang masih memiliki rasa terhadap seorang perempuan, yang terlebih lagi perempuan itu pernah jadi sesuatu yang penting bagi orang itu.




PS: Laki - laki itu punya komitmen. Ketika dia menjalani suatu hubungan dengan seorang perempuan. Dia hanya akan menjalankan satu dari dua cara. Cara yang pertama adalah menjadi possesif. Mengatur kehidupan sang perempuan, hanya agar perempuan itu tidak beralih hati dan pikirannya. Dan cara yang kedua adalah memberikan kebebasan kepada sang perempuan. Dia tidak akan mengatur hidup dari perempuannya, yang dia lakukan hanya lah menghargai hak privasi dari perempuannya. Dia tidak banyak menuntut. Dia hanya menuntut satu, kedewasaan dari sang perempuan dalam menghargai dirinya.
Tapi terkadang para perempuan selalu saja protes. Di beri sikap possesif, diprotes minta kelonggaran dan penghargaan hak privasi sang perempuan. Sementara diberi sikap kebebasan pun diprotes, seolah sang laki - laki tidak peduli terhadapnya. Dan minta sang laki - laki untuk bersikap perhatian dan mengatur waktu dan hidup sang perempuan. Satu catatan, meskipun sang laki - laki memberlakukan sikap kebebasan dan menghargai hak privasi perempuannya, dia tetaplah peduli terhadap sang perempuan.
Dan kelemahan lainnya dari kedua cara ini adalah ketika sikap possesif yang berlaku, sang perempuan berkhianat dengan dalih "possesif" dan sang laki - laki pun tidak bisa berbuat banyak kecuali memakai sikap nekat. Dan ketika sikap kebebasan dan menghargai hak privasi yang berlaku, sang perempuan pun bisa berkhianat dengan dalih "bebas dan hak privasi" dan sang laki - laki hanya bisa diam.
Ketahuilah wahai perempuan, apapun yang dilakukan oleh laki - laki mu, semua nya hanyalah untuk mu para perempuan. Mengerti juga bahwa tujuan laki - laki hanya ingin memuliakan derajat kalian sebagai perempuan. Sebuah hubungan juga bisa berhasil jika sang laki - laki dan sang perempuan bisa bekerja sama dengan pikiran terbuka, maka dari hal itu lah akan timbul rasa saling menghargai, menghormati, menyayangi, rasa memiliki dan rasa sayang serta cinta yang lebih.
Jangan saling egois dan keras membatu, karena ketika hubungan itu berakhir. Barulah kalian sadar bahwa kalian masih saling membutuhkan satu sama lain. Tapi ini jika memang kalian berpikiran luas dan menghargai setiap waktu yang dihabiskan bersama.


Maaf curhatnya panjang. Tapi semoga jadi bahan pembelajaran bagi kalian yang baca blog gue. Dan semoga hubungan kalian dengan pacar atau suami atau isteri bisa jauh lebih romantis dengan dasar saling menghargai dan menghormati serta kebersamaan yang terbuka. Oke cukup sekian.
Selamat malam!

Saturday, 16 August 2014

The Hipo

Sup......yeah akhirnya blog gue ganti kulit. Gue mulai proses penggantian kulit ini dari jam 2 siang dan selesai jam 10 malam. Bukan karna gue ga bisa atau internet gue yang lemot tapi gue sibuk nyari warna kulit yang pas untuk blog gue ini. Dan sedikit utak atik html nya biar tampilan blog nya sesuai dengan keinginan.
Ok....cukup cerita soal ganti kulitnya. Waktu nya masuk ke cerita yang ingin gue tulis.

                     ***********

The Hipo, ya itulah nickname gue disini. Kenapa harus The Hipo?
Teman - teman kampus gue juga banyak yang menanyakan itu. Gue inget banget, ada satu teman yang benar - benar penasaran sampe akhirnya dia menerawang soal apa itu "The Hipo". Dia bilang dengan sangat yakin "Hippopotamus" pas ketemu gur dikampus. Gue hanya nyengir sambil geleng kepala. Besok nya, "Hipokrit -> Hypocrite (munafik)", teman gue bilang gitu pas dikelas mata kuliah Study Timur Tengah. Dan gue masih geleng kepala.

Mungkin karna dia merasa capek, disetiap dia bilang suatu kata yang berhubungan dengan "The Hipo" gue selalu geleng. Dan karna kasian, gue bilang kenapa "The Hipo" jadi nickname gue diblog. Gue dengan santai bilang "Well, kenapa The Hipo? Itu karna pas gue sign in di blogger. Tulisan The Hipo udah nangkring di header blog gue dan itu inisial atau nickname yang blogger kasih buat gue. Awalnya mau gue ganti tapi setelah gue pikir, nama The Hipo bagus juga. Rasanya punya dan ada arti tersendiri. Maka nya ga gue ganti dan sejak saat itu gue resmi pake The Hipo sebagai nickname gue disini".

"Jadi hanya karna itu?"
"Yup, hanya karna itu. Tapi ya itu tadi, gue merasa The Hipo ini punya dan ada arti tersendiri buat gue. Soal seperti apa artinya gue sendiri masih belum tau karna blog ini juga baru dibuat."

Sekarang ini seiring berjalannya waktu, arti The Hipo itu sendiri udah gue dapat. The Hipo adalah sebuah nama yang senang bercerita tentang peristiwa dalam hidup dengan berbagai macam perasaan tersemat didalamnya. Dan akan terus bercerita menceritakan segala sesuatu yang pernah gue alami.
The Hipo yang menuangkan pemikirannya secara bebas terbuka.
The Hipo yang merupakan refleksi hidup, jiwa, nyawa, perasaan dan pemikiran gue.
The Hipo, gue akan terus pake nama ini selamanya dan kelak akan gue permanenkan nama ini menjadi nama sebuah situs pribadi yang berdiri sendiri, dengan domainnya sendiri.

Well, gue rasa cukup sampai disini gue mencoretkan tinta disini malam ini.
Gue The Hipo, sampai jumpa di note berikutnya, selamat malam.

2017

Hai, ini gue. Lama gak nulis. Bahkan selama setahun terakhir, blog ini gak pernah gue buka. Gak pernah gue kunjungi. Silly author. Gak ter...