Monday 9 February 2015

Tubuhmu Membiru.....Tragis

Kamu ingin melompat, ingin sekali melompat
Dari ketinggian di ujung sana, menuju entah apa namanya
(*)

Coba bukalah mata, indah di bawah sana
Tutup rapat kedua telinga, dari bisikan entah di mana

Kau… terbang, dari ketinggian mencari yang paling sunyi
Dan kau… melayang, mencari mimpi-mimpi tak kunjung nyata

Kulihat engkau terkulai, tubuhmu… membiru… tragis… tragis…

Perihmu yang menganga, tak hentinya bertanya
Hidup tak selamanya linier, tubuh tak seharusnya tertier
(Kembali ke *)

Kulihat engkau terkulai, tubuhmu… membiru… tragis… tragis… (x3)
Kulihat engkau terkulai (x8), tubuhmu… membiru… tragis… tragis…
Tubuhmu… membiru… tragis… tragis… (x4)

Sedari dulu gue ini suka dengan lagu - lagu Efek Rumah Kaca (ERK). Setiap lagu mempunyai "cakar" nya sendiri dengan lirik - lirik yang luar biasa. Sebenarnya banyak lagu dari ERK ini yang mau gue ulas, tapi kali ini gue akan ulas lagu yang terdengar sakti liriknya, yaitu Tubuhmu Membiru....Tragis. Banyak yang mengulas lagu ini dan mengartikannya sebagai lagu "Bunuh Diri". Gue kurang setuju dengan itu, maka gue ulas lagu ini berdasarkan perspektif gue sendiri dengan bahasa yang lebih halus tanpa menggunakan istilah "Bunuh Diri".

************

Baris pertama "Kau ingin melompat, ingin sekali melompat", gue artikan sebagai; seseorang yang mencoba keluar dari suatu kebiasaan yang dianggapnya terlalu lazim. Dan dia inginkan sesuatu yang baru, sesuatu yang ia inginkan. Yang dipercaya dapat memberinya suatu arti yang baru.

Baris kedua "Dari ketinggian di ujung sana, menuju entah apa namanya", lirik ini tidak harus mengartikan seseorang yang sedang ada ditempat yang sangat tinggi. Gue lebih melihat ini sebagai suatu kiasan, yang artinya seseorang yang sedang dalam titik tertinggi dalam hidupnya, ketika ia mulai bermimpi, ketika optimisme berkembang pesat. Namun dia masih belum tahu pasti arah mana yang akan diambil.

Baris ketiga "Cobalah buka mata, indah di bawah sana". Ini merupakan fase saat orang - orang disekitar mencoba membuka mata seseorang tersebut dengan berkata, "Sudahlah buka mata mu, lihat sekitar. Seperti ini saja sudah cukup, tak perlu mengharap yang lebih".

Baris keempat "Tutup rapat kedua telinga, dari bisikan entah di mana", yang satu ini gue artikan sebagai; Dia harus bersikap tidak peduli terhadap banyak suara yang mencemooh keinginannya. Dia akan terus bermimpi untuk bisa melompat dan mendapatkan arti yang baru.

Baris kelima "Kau...terbang, dari ketinggian mencari yang paling sunyi". Saat seseorang sudah merasa diatas angin, dia akan merasa yakin dengan pilihannya yaitu mencari sesuatu yang tak biasa.

Baris keenam "Dan kau....melayang, mencari mimpi - mimpi tak kunjung nyata". Fase ini gue artikan sebagai seseorang yang memliki banyak mimpi indah, tapi ia terlena hingga lupa untuk mewujudkannya. Maka tak heran mimpi - mimpinya itu tak kunjung nyata.

Baris ketujuh "Kulihat engkau terkulai, tubuhmu membiru.....tragis". Ini adalah fase klimaks dari lagu ini. Lirik ini mengartikan bahwa seseorang yang tidak berhasil dalam menggapai mimpinya. Karena ia hanya bisa bermimpi, terlena dengan mimpi - mimpi indah yang ia punya sehingga lupa untuk diwujudkan. Dan lalu di ibaratkan sebagai sebuah mayat yang tubuhnya sudah membiru dan terlihat tragis.

Baris kedelapan "Perihmu yang menganga, tak hentinya bertanya". Gue mengartikan lirik ini sebagai; perang yang sedang berkecamuk dalam diri seseorang tersebut, antara pikiran dan hati nurani nya. Pikirannya lah yang telah membuatnya jatuh, karena sudah berani bermimpi tapi tidak berani untuk mewujudkan. Sementara sang hati nurani memintanya untuk berhenti. Berhenti untuk bermimpi tanpa tahu mewujudkannya.

Baris kesembilan "Hidup tak selamanya linier, tubuh tak seharusnya tertier". Inilah fase saat seseorang telah melihat realita. Meskipun hidupnya tergolong kedalam sesuatu yang biasa saja, tapi hidup itu tak harus selalu berjalan dalam satu garis lurus. Hidup itu selalu saja bertemu dengan garis yang tidak rata, naik - turun dan bahkan bertemu dengan percabangan garis lain. Lalu tubuh itu tidak harus selalu tertutupi hal - hal yang mewah. Hal - hal yang terlihat biasa pun akan terlihat mewah bahkan tak ternilai dengan uang, jika pandai mensyukuri segala hal yang dimiliki.

************

Yap, inilah perspektif gue mengenai lagu ini. Dan yang namanya perspektif akan terus kontra satu sama lain karena setiap orang bebas menulis menurut perspektif atau versinya sendiri. Kecuali, sang penulis lagu ini menjabarkan makna dari lagu ini secara jelas didepan khalayak ramai. Barulah perspektif tersebut bisa menjadi satu.
Gue The Hipo, Selamat Siang.....


1 comment:

  1. nah ini baru saja setuju artinya..

    kalo soal bunuh diri ga nyambung..


    terlalu dangkal mengartikannya

    ReplyDelete

2017

Hai, ini gue. Lama gak nulis. Bahkan selama setahun terakhir, blog ini gak pernah gue buka. Gak pernah gue kunjungi. Silly author. Gak ter...