Kamu
ingin melompat, ingin sekali melompat
Dari
ketinggian di ujung sana, menuju entah apa namanya
(*)
Coba
bukalah mata, indah di bawah sana
Tutup
rapat kedua telinga, dari bisikan entah di mana
Kau…
terbang, dari ketinggian mencari yang paling sunyi
Dan
kau… melayang, mencari mimpi-mimpi tak kunjung nyata
Kulihat
engkau terkulai, tubuhmu… membiru… tragis… tragis…
Perihmu
yang menganga, tak hentinya bertanya
Hidup
tak selamanya linier, tubuh tak seharusnya tertier
(Kembali
ke *)
Kulihat
engkau terkulai, tubuhmu… membiru… tragis… tragis… (x3)
Kulihat
engkau terkulai (x8), tubuhmu… membiru… tragis… tragis…
Tubuhmu…
membiru… tragis… tragis… (x4)
Sedari
dulu gue ini suka dengan lagu - lagu Efek Rumah Kaca (ERK). Setiap lagu
mempunyai "cakar" nya sendiri dengan lirik - lirik yang luar biasa.
Sebenarnya banyak lagu dari ERK ini yang mau gue ulas, tapi kali ini gue akan
ulas lagu yang terdengar sakti liriknya, yaitu Tubuhmu Membiru....Tragis.
Banyak yang mengulas lagu ini dan mengartikannya sebagai lagu "Bunuh
Diri". Gue kurang setuju dengan itu, maka gue ulas lagu ini berdasarkan
perspektif gue sendiri dengan bahasa yang lebih halus tanpa menggunakan istilah
"Bunuh Diri".
************
Baris
pertama "Kau ingin melompat, ingin sekali melompat", gue artikan
sebagai; seseorang yang mencoba keluar dari suatu kebiasaan yang dianggapnya
terlalu lazim. Dan dia inginkan sesuatu yang baru, sesuatu yang ia inginkan.
Yang dipercaya dapat memberinya suatu arti yang baru.
Baris
kedua "Dari ketinggian di ujung sana, menuju entah apa namanya",
lirik ini tidak harus mengartikan seseorang yang sedang ada ditempat yang
sangat tinggi. Gue lebih melihat ini sebagai suatu kiasan, yang artinya
seseorang yang sedang dalam titik tertinggi dalam hidupnya, ketika ia mulai
bermimpi, ketika optimisme berkembang pesat. Namun dia masih belum tahu pasti
arah mana yang akan diambil.
Baris
ketiga "Cobalah buka mata, indah di bawah sana". Ini merupakan fase
saat orang - orang disekitar mencoba membuka mata seseorang tersebut dengan
berkata, "Sudahlah buka mata mu, lihat sekitar. Seperti ini saja sudah
cukup, tak perlu mengharap yang lebih".
Baris
keempat "Tutup rapat kedua telinga, dari bisikan entah di mana", yang
satu ini gue artikan sebagai; Dia harus bersikap tidak peduli terhadap banyak
suara yang mencemooh keinginannya. Dia akan terus bermimpi untuk bisa melompat
dan mendapatkan arti yang baru.
Baris
kelima "Kau...terbang, dari ketinggian mencari yang paling sunyi". Saat
seseorang sudah merasa diatas angin, dia akan merasa yakin dengan pilihannya
yaitu mencari sesuatu yang tak biasa.
Baris
keenam "Dan kau....melayang, mencari mimpi - mimpi tak kunjung
nyata". Fase ini gue artikan sebagai seseorang yang memliki banyak mimpi
indah, tapi ia terlena hingga lupa untuk mewujudkannya. Maka tak heran mimpi -
mimpinya itu tak kunjung nyata.
Baris
ketujuh "Kulihat engkau terkulai, tubuhmu membiru.....tragis". Ini
adalah fase klimaks dari lagu ini. Lirik ini mengartikan bahwa seseorang yang
tidak berhasil dalam menggapai mimpinya. Karena ia hanya bisa bermimpi, terlena
dengan mimpi - mimpi indah yang ia punya sehingga lupa untuk diwujudkan. Dan
lalu di ibaratkan sebagai sebuah mayat yang tubuhnya sudah membiru dan terlihat
tragis.
Baris
kedelapan "Perihmu yang menganga, tak hentinya bertanya". Gue
mengartikan lirik ini sebagai; perang yang sedang berkecamuk dalam diri
seseorang tersebut, antara pikiran dan hati nurani nya. Pikirannya lah yang
telah membuatnya jatuh, karena sudah berani bermimpi tapi tidak berani untuk
mewujudkan. Sementara sang hati nurani memintanya untuk berhenti. Berhenti
untuk bermimpi tanpa tahu mewujudkannya.
Baris
kesembilan "Hidup tak selamanya linier, tubuh tak seharusnya
tertier". Inilah fase saat seseorang telah melihat realita. Meskipun
hidupnya tergolong kedalam sesuatu yang biasa saja, tapi hidup itu tak harus
selalu berjalan dalam satu garis lurus. Hidup itu selalu saja bertemu dengan
garis yang tidak rata, naik - turun dan bahkan bertemu dengan percabangan garis
lain. Lalu tubuh itu tidak harus selalu tertutupi hal - hal yang mewah. Hal -
hal yang terlihat biasa pun akan terlihat mewah bahkan tak ternilai dengan
uang, jika pandai mensyukuri segala hal yang dimiliki.
************
Yap,
inilah perspektif gue mengenai lagu ini. Dan yang namanya perspektif akan terus
kontra satu sama lain karena setiap orang bebas menulis menurut perspektif atau
versinya sendiri. Kecuali, sang penulis lagu ini menjabarkan makna dari lagu
ini secara jelas didepan khalayak ramai. Barulah perspektif tersebut bisa
menjadi satu.
Gue
The Hipo, Selamat Siang.....
nah ini baru saja setuju artinya..
ReplyDeletekalo soal bunuh diri ga nyambung..
terlalu dangkal mengartikannya